Selasa, 30 November 2010

Aspek Komunikasi Dokter Pasien


ASPEK KOMUNIKASI DOKTER PASIEN

Komunikasi adalah hal yang bayank orang berkata tidak begitu penting, namun tidak dapat disepelekan begitu saja didunia medis,untuk memperbaiki dan memperlancar hubungan antara dokter dengan pasien pun butuh yang namanya komunikasi, hubungan komunikasi yang baik adalah salah satu solusi dalam mengatasi masalah malpraktek.

Dalam sengketa medik maupun masalah masalah tuntutan yang akhir akhir ini terjadi,kasus yang paling banyak terjadi adalah pasien merasa belum mendapatkan pelayanan atau penjelasan yang cukup namun pihak dokter maupun rumah sakit merasa sudah memberikan semuanya secara optimal.

Kasus yang diduga malpraktik adalah kasus yang sebenarnya belum tentu benar benar malpraktik,namun karena komunikasi yang hanya 1 arah dari dokter ke pasien inilah yang memicu adanya tuntutan tuntutan seperti itu.

Komunikasi dapat disebut satu arah apabila dokter merasa keluarga sudah paham akan keterangan yang diberikan padahal mereka sebenarnya tidak mengerti apa yang disampaikan atau mereka belum sepenuhnya paham tentang apa yang dokter sampaikan kepada mereka.Akibatnya setelah dokter melakukan tindakan dan hasilnya tidak seperti yang dipikirkan atau diluar perkiraan keluarga maka keluarga akan marah besar dan memberitakan ke media massa bahwa ini adalah kasus malpraktek.

Untuk menghindari hal hal seperti diatas tidaklah susah,dapat dilakukan beberapa hal seperti,

  • Sebaiknya dokter menggunakan bahasa bahasa yang awam (non bahasa medis) yang mudah dipahami oleh pasien saat dokter melakukan komunikasi dengan mereka.
  • Dokter bertindak menjadi orang yang menyediakan pilihan,menjadi penasehat,menjadi pemberi saran dan bukan menjadi seorang pengambil keputusan ataupun bertindak sangat otoriter.
  • Sebelum dokter menjelaskan berbagai hal tentang keadaan pasien dan disarankan kepada pasien dan keluarganya akan lebih baik jika sudah menyiapkan pertanyaan berupa diagnosis,treatment,prognosis,efek samping,dan kemungkinan kemungkinan,dan pertanyaan yang belum mereka ketahui, sehingga pasien dan keluarganya lebih mengerti arah pembicaraan.
  • Dokter lebih baik menghindari kata kata “pasti berhasil seratus persen,pasti bisa sembuh namun pemilihan kosakata seperti saya akan berusaha memberikan yang terbaik,saya usahakan,atau saya akan berusaha semaksimal mungkin”.Pemilihan kosakata yang tepat akan mengurangi kesalah pahaman pasien apabila hal yang tidak diinginkan terjadi.
  • Pasien dan keluarga berhak meminta 'second opinion' atau pendapat dokter lain. Bila perlu, mereka juga dapat meminta dokter lain untuk merawat pasien.

Komunikasi adalah sesuatu yang mendasar dalam membina hubungan,komunikasi yang baik juga akan mendapatkan hasil yang baik,begitu juga dengan sebaliknya.Hubungan dokter dan pasien akan menjadi hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak apabila dapat menggunakan bahasa komunikasi yang baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar