Kamis, 11 November 2010

Penangan Bencana Yang Tepat Merata


PENANGANAN BENCANA YANG TEPAT MERATA


Bencana adalah kejadian yang setiap orang tidak ingin mengalaminya,begitu juga dengan bangsa kita.Tetapi sekali lagi bencana tidak dapat ditebak kapan datangnya, hanya yang bisa kita lakukan adalah tindakan antisipasi untuk pre disaster dan rehabilitasi untuk post disaster.

Untuk itu perlu dipikirkan langkah langkah yang dilakukan baik pada saat bencana atau setelah bencana.Pada dasaranya setiap korban bencana memiliki 2 hak dasar yang harus kita kethaui :

a).Menerima bantuan bencana

b).Menentukan bentuk bantuan yang mereka perlukan

Sebagai contoh bencana gunung merapi yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya,yang mengakibatkan puluhan ribu warga menjadi pengungsi di berbagai titik pos pengungsian.Dilihat dari keadaan ini kita dapat menyimpulakn bahwa masih rendahnya kinerja system kita.

Pos pengungsian tersebar di berbagai titik dengan keadaan layanan yang sangat berbeda.Di satu pos pengungsian terbesar di pusat kota Yogyakarta saat itu mengalami penumpukan layanan kesehatan yang sagat baik yang ditangani langsung oleh depkes,dan dokter spesialis pun ditugaskan disana untuk membantu para pengungsi.Tetapi yang ironi sekali adalah keadaan pengungsi di salah satu desa diperbatasan magelang.Dokter dan tenaga kesehatan tidak ada, perlengkapan obat sendiri sangat minim.Keadaan logistik untuk makanan sehari hari pun kurang dalam melayanai pengungsi.Sedangkan di pusat kota makanan pun sangat meilmpah ruah hingga ada makanan yang terpaksa dibuang karena sudah basi dan itu jumlahanya ribuan bungkus.

Untuk itu perlu dipikirkan dan tindakan,bukan hanya itu harus ada langkah nyata agar keadaan seperti ini tidak terulang lagi.Cara cara yang bisa dilakukan misalnya :

1.Mengkoordinasi semua pos,baik yang swadaya atau pos resmi pemerintah tentang jumlah pengungsi sehingga jumlahnya sesuai dengan kapasitas pos tersebut.

2.Pemerataan tenaga dan bantuan disetiap pos,baik di desa atau kota.

3.Pos yang membuka secara swadaya harus bersedia memberikan konfirmasi ke Badan penanggualangan bencana agar batuan darimanapun bisa merata.

3.Komunikasi antar pos yang harus baik sehingga bila 1 pos kelebihan dan lainnya berkekurangan bisa disebar dan semua menerima hasil yang kurang lebih sama.

Dengan cara seperti diatas,kita yakin tidak akan ada lagi kasus kesenjangan yang cukup mencolok diantar pos pengungsian.Sistem ini tidak hanya diberlakukan di korban merapi tetapi juga di daerah bencana alam lainya diseluruh INDONESIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar