PTSD in DISASTER
Bencana adalah kejadian yang tidak hanya menghancurkan kondisi fisik namun mental juga akan sangat berpengaruh.Sayangnya masalah mental sering dilupakan dan orang lebih condong kearah penyelesaian masalah masalah yang kelihatan (luka,perdarahan,fraktur,dsb).
PTSD atau yang sering disebut post trauma syndrome disorder sering sekali dialami oleh para pengungsi,para korban bencana.Dan PTSD inilah yang harus ditangani karena para pasien PTSD yang tidak tertangani akan berakibat fatal misalnya bunuh diri.
PTSD adalah gangguan jiwa yang memiliki gejala gejala khas,biasanya korban yang menderita PTSD dapat menunjukan 3 ciri khas dari penyakit ini,antara lain :
1. ( Re-experiencing) Pengulangan Kejadian
Korban bencana yang mengalami PTSD sering sekali mengalami fase flash back,dimana orang akan mengalami fase pengulangan kejadian yang membuat dia berada pada kondisi tersebut. Orang ini mungkin mempunyai gambaran mental di kepalanya tentang trauma, mengalami mimpi buruk, atau bahkan mungkin mengalami halusinasi tentang trauma. Gejala ini sering menyebabkan seseorang kehilangan ”saat sekarang” dan bereaksi seolah-olah mereka mengalaminya seperti awal trauma terjadi.
Contoh : pada saat pengungsi merapi tidur di barak pengungsian,dan ada bunyi guntur maka dia akan lari keluar dengan cepat dengan menjerit jerit seolah olah ada gunung meletus didekatnya.
2. (Avoidance ) Penghindaran
Gejala ini sering ditunjukan orang dengan ciri enggan ketempat,lokasi maupun segala sesuatu yang berhubungan dengan trauma yang pernah dia alami dan setiap dia berada dilokasi yang berhubgan dengan riwayat traumanya dia dapat mengekspresikan sesuatu seperti yang dia pernah alami dahulu.
Contoh : Pada saat korban tsunami melihat laut,maka dia akan termenung dan teringat dengan semua kejadian yang pernah dia alami,pasien bisa menangis,berteriak,histeris, dan lain sebagainya.
2. (Arousal) Pemicu
Pasien dengan PTSD sangat mudah cemas, mudah gelisah, mudah sakit hati, dan insomnia atau mimpi buruk. Sering mengalami panic attack yang dibarengi dengan nafas yang pendek dan sakit di bagian dada (DD dari AMI) dan mereka sering mengalami gangguan konsentrasi.
Gejala-gejala PTSD biasanya muncul dalam trauma beberapa minggu, namun pada kasus bencana biasanya PTSD akan mulai terlihat 1 bulan kemudian.PTSD memiliki waktu yang tidak sama setiap orang, ada yang 1 minggu,1 bulan,bahkan bertahun tahun baru kemudian menunjukkan gejala seperti diatas.
Treatment untuk kasus PTSD
Ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan penderita PTSD, yaitu dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi. Pengobatan farmakoterapi dapat berupa terapi obat hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien yang sudah dikenal.
Pengobatan psikoterapi.
1. cognitive therapy
Membuat pasien dengan PTSD agar mereka berusaha berfikir logis dan rasional,dengan cara menjelaskan tentang kejadian kejadian yang sudah dialami diflash back kan dan disinkronkan dengan keadaan sekarang.
2. exposure therapy
Membantu pasien untuk mengatasi masalah masalah yang mirip dengan kejadian yang pernah dimiliki dengan membuat pasien sedikit lupa.
3. play therapy
Dilakukan paling sering pada pasien anak anak dengan cara mengajak bermain atau melakukan kegiatan yang menyenangkan agar lupa atas kejadian yang sudah dialami.
4. support group therapy
Dengan cara mengumpulkan korban korban bernasib sama dan di sharingkan dengan sesamanya dan mereka saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
5. movement desensitization reprocessing (EMDR),
Dengan cara hipnotis (kurang begitu popular)
PTSD pada bencana adalah masa yang rawan dan berbahaya,untuk itu perlu penanganan yang baik dan dilakukan dalam waktu yang lama.Masalah fisik dalam bencana memang perlu ditangani namun masalah mental juga tidak boleh diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar