Kamis, 18 November 2010

Awas Flu Burung


AWAS FLU BURUNG

Indonesia pertama kali menemukan kasus ini pada Tahun 2004 bulan Januari.Saat itu Indonesia digegerkan dengan kematian massal burung,unggas,ternak mati secara tiba tiba tanpa didahului gejala gejala yang jelas.Lokasi awalnya ada di Bali, Bodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Jawa Barat. Jumlah unggas yang mati sangat besar,mencapai 3.842.275 ekor dan di Provinsi jawa Barat jumlahnya paling besar yaitu 1.541.427 ekor.

Cara Penularan Flu Burung

  1. Cara penularan virus ini adalah dengan aerosol (udara) dan juga dapat menyebar melalui air liur dari unggas.
  2. Sampai sekarang pola persebaran infeksinya adalah dari unggas ke unggas,unggas ke manusia namun belum dapat disimpulkan dari manusia ke manusia.Hal ini akan terus diteliti sampai virus flu burung dapat teratasi.

Sifat khas yang dimiliki Virus H5N1

  1. Virus dapat tetap hidup pada kondisi 0 derajat celcius selama 30 hari dan pada 22 derajat celcius dapat hidup selama 4 hari
  2. Virus tetap dapat bertahan hidup di feses dari unggas (tinja).
  3. Virus akan mati pada saat pemebrian ditergen,klorin atau iodine
  4. Virus akan mati pada suhu 80 derajat atau pada air mendidih

Gejala Pada Unggas

  1. Jengger, pial, kaki dan daerah yang tidak ditumbuhi bulu berwarna ungu kebiruan.
  2. Keluar cairan dari mata dan hidung.
  3. Pembengkakan di bagian muka dan kepala.
  4. Pendarahan di bagian kulit.
  5. Pendarahan bintik pada daerah dada, kali, dan telapak kaki.
  6. Batuk, bersin, dan terdengar suara ngorok.
  7. Kematian tinggi dalam populasi.

Gejala Pada Manusia

Penyakit flu burung memiliki gejala yang sama seperti gejala flu yang biasa diderita kebanyakan masyarakat Indonesia,sehingga pemeriksaan lebih susah dan harus lebih teliti,

  1. Demam 38 derajat celcius atau lebih, flu like sindrom (batuk,pusing,pilek,bersin bersin,mual,muntah) kadang disertai dengan perdarahan.
  2. Hidup pada daerah yang saat itu terdapat kejadian kematian unggas secara massal tanpa sebab yang jelas.

Namun, semua gejala ringan ini dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat disertai sesak napas karena terjadi peradangan pada jaringan paru-paru (pneunomia) dan dapat mengakibatkan meninggalnya si penderita.

Setelah pasien dicurigai terinfeksi flu burung maka dilakukan pemeriksaan yang tidak hanya sedikit,setidaknya ada 5 tahap pemeriksaan,

  • Mengambil sampel dari swab dari tenggorokan dan cairan nasal
  • Mengisolasi virus
  • Deteksi genom menggunakan PCR dengan sepasang primer spesifik
  • Tes imunoflurosensi terhadap antigen monoclonal menggunakan antibody terhadap H5
  • Pemeriksaan tentang peningkatan titer antibody terhadap H5N1
  • Pemeriksaan menggunakan western bloating terhadap H5 spesifik

Untuk itu department kesehatan mempunyai kebijakan untuk mengurangi angka kematian akibat flu burung yaitu dengan memberikan obat dan terapi yang sudah ditetapkan di seluruh Rumah sakit rujukan di Indonesia sebagai protab standart,

1. Amantadine

2. Rimantadine

3. Zanamivir

4. Oseltamivir

Obat amantadine dan ramantadine adalah golangan antiviral yang bekerja dengan cara menghambat replikasi virus namun obat ini sudah mengalami resistensi dan hanya dapat digunakan pada influenza tipe A.Sedangkan zanamivir dan oseltamivir merupakan obat anti viral yang bekerja dengan cara inihibitor neurosamidase sehingga replikasi virus dapat dihentikan namun obat ini hanya efektif pada tipe influenza tipe A,B dan gawatnya adalah obat ini menimbulkan toksisitas.

Untuk itu pemerintah menghimbau lebih baik melakukan tindakan preventif ketimbang tindakan kuratif,hal hal yang dapat dilakukan untuk mencegah persebaran virus ini,dapat dilakukan dengan berbagai cara :

Langkah Pencegahan

  1. Jangan sentuh unggas yang tiba-tiba sakit dan mati mendadak. Jika telanjur, cepat mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
  2. Gunakan sarung tangan, penutup hidung/mulut serta sepatu/penutup kaki saat mengubur/membuang/menyingkirkan unggas yang terjangkit flu burung.
  3. Pisahkan unggas dari manusia dan pisahkan unggas baru dengan unggas lama selama dua minggu.
  4. Masaklah daging dan telur unggas sampai matang pada air mendidih.
  5. Jangan memakan makanan yang dimasak dengan cara dibakar atau diasap apabila hewan tersebut dicurigai flu burung
  6. Cuci tangan dengan menggunakan sabun segera setelah melakukan interaksi dengan unggas.
  7. Periksakan ke puskesmas,dokter,atau ke rumah sakit apabila mengalami tanda tanda seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Dengan mengikuti 6 langkah cara pencegahan seperti diatas diharapkan "penurunan kasus flu burung lama di Indonesia dan tingkat infeksi flu burung baru dapat ditekan sampai seminimal mungkin".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar